a. Penghasil tenaga listrik ketika engine hidup, disebut "Alt"
b. Penyimpan tenaga listrik dalam bentuk kimia untuk digunakan selama engine tidak bekerja untuk waktu yang singkat, disebut "Baterai".
*Pembangkit tenaga listrik (Pembangkitan) : Berfungsi membangkitkan energi listrik, dengan cara merubah potensi (energi) mekanik menjadi potensi (energi) listrik.
* Sistem transmisi ( penyaluran) : Proses menyalurkan energi listrik dari satu tempat ke tempat lain (dari pembangkit listrik ke gardu induk atau dari satu gardu induk ke gardu induk lainnya), dengan menggunakan penghantar yang direntangkan antara tiang-tiang (tower) melalui isolator-isolator, dengan sistem tegangan tinggi.
* Sistem distribusi (distribusi) : Pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke instalasi pemanfaatan (pelanggan).
* Instalasi milik pelanggan (pemanfaatan) : Pihak yang memanfaatkan energi listrik.
Listrik yang dibangkitkan dalam sistem tenaga harus sesuai dengan kebutuhan, sebab listrik tidak dapat disimpan. Setelah dihasilkan listrik , lalu daya yang dihasilkan disalurkan ke pengguna melalui jaringan transmisi dan distribusi, yang terdiri dari trafo, jalur transmisi dan peralatan kontrol. Seluruh stasiun daya memiliki trafo pembangkit (GTs) yang meningkatkan tegangan menjadi tegangan ekstra tinggi (misal 150 KV, 500 KV) sebelum ditransmisikan. Mentransmisikan daya pada tegangan tinggi mempunyai keuntungan yaitu dapat mengurangi kehilangan selama transmisi . Kemudian, pada sub-stasiun dipasang trafo penurun, yang akan menurunkan tegangan untuk didistribusikan ke pengguna industri, perdagangan dan pemukiman melalui jalur distribusi.
Dari dua bagian besar ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis yaitu:
A. Pembangkit Listrik Thermis :
1). Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).
2). Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).
3). Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
4). Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG).
5). Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU).
6). Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
B. Pembangkit Listrik Non Thermis :
1). Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
2). Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTAngin).
3). Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Selain beberapa jenis yang disebutkan di atas, masih terdapat jenis pembangkit tenaga listrik yang lain, misalnya pembangkit listrik yang digerakkan oleh tenaga surya, energi gelombang laut dan energi angin.
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
PLTD adalah suatu
instalasi pemabngkit listrik yang terdiri dari
suatu unit pembangkit ( SPD ) dan sarana pembangkitan .
Mesin Diesel adalah penggerak utama untuk mendapatkan energi listrik dan
dikeluarkan oleh Generator . Pada mesin Diesel Energi Bahan bakar
diubah menjadi energi mekanik dengan proses pembakaran didalam mesin itu
sendiri.
Mesin Diesel pada saat ini sudah banyak mengalami perkembangan dalam
pemakaian untuk angkutan darat dan laut, kemudian pembangkitan dalam
daya kecil dan menengah bahkan sampai daya besar sudah ada yang
menggunakannya.
Untuk mempermudah dalam melakukan pemeliharaan Mesin Diesel para teknisi
harus mempunyai dasar-dasar pengetahuan mengenai Mesin Diesel yang
baik, agar setiap melakukan pemeliharaan para teknisi dapat
memperlakukan setiap komponen yang berada dalam mesin, sesuai dengan
konstruksinya.
Selain pemahaman tentang konstruksi mesin, sebagai dasar pengenalan mesin mau tidak mau pengetahuan tentang prinsip kerja Mesin Diesel harus dikuasai dengan baik.
Dasar pengetahuan ini memudahkan untuk mengikuti setiap terjadi perkembangan tentang mesin yang semakin lama semakin dituntut lebih
baik lagi dari segi kinerja, pemakaian bahan bakar, dimensi mesin, tingkat polusidan konstruksinya yang semakin kompak dan bobotnya ringan.
Kemudian untuk mengatasi gangguan menjadi lebih mudah mendeteksi lebih awal akan terjadinya gangguan serta memudahkan menentukan jenis gannguan serta penanggulangannya.
Panas yang dikeluarkan mesin diesel semuanya bisa dimanfaatkan
misalnya
energi gas hanya 20% yang bisa dimanfaatkan secara ekonomis.
Radiasi dan kerugian lain | 9,15 % |
Panas dalam minyak pelumas | 4,61 % |
Panas dalam air selubung | 13,84 % |
Panas dalam gas buang | 33,20 % |
Shaf Work | 39,20 % |
Mesin diesel menghasilkan/mengeluarkan gas panas dari ketel dan selubung mesin jadi produksi energi termalnya cukup tinggi sehingga energi ini bisa digunakan untuk keperluan pembangkit yang berarti bisa dihemat biaya operasi pembangkit. Hal ini karena jumlah bahan bakar yang akan digunakan untuk memanaskan pembankit bisa ditiadakan dan kalau panasnya masih bersisa maka bisa dijual atau disimpan. Dengan demikian penggunaan PLTD untuk pembangkitan sendiri lebih menguntungkan dari pada menggunakan pembangkit PLN. Hal ini karena pada pembangkit PLN ada biaya transmisi/distribusi sedangkan pada pembangkitan sendiri selain tidak ada biaya transmisi/distribusi kemudian ditambah lagi dengan adanya hasil sampingan yang berupa energi termal yang bisa dimanfaatkan untuk memanaskan mesin pembangkit yang biasanya menggunakan bahan bakar sehingga bisa menghemat biaya bahan bakar.
Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah
Pembangkit Listrik (Power
generator) yang menggunakan Panas bumi (Geothermal) sebagai energi
penggeraknya. Indonesia dikaruniai sumber panas bumi yang berlimpah
karena banyaknya gunung berapi di indonesia, dari pulau-pulau besar yang
ada, hanya pulau Kalimantan saja yang tidak mempunyai potensi panas
bumi.
Untuk membangkitkan listrik dengan panas bumi dilakukan dengan
mengebor tanah di daerah yang berpotensi panas bumi untuk membuat lubang
gas panas yang akan dimanfaatkan untuk memanaskan ketel uap (boiler)
sehingga uapnya bisa menggerakkan turbin uap yang tersambung ke
Generator.
Untuk panas bumi yang mempunyai tekanan tinggi, dapat
langsung memutar turbin generator, setelah uap yang keluar dibersihkan
terlebih dahulu. Pembangkit listrik tenaga panas bumi termasuk sumber
Energi terbaharui.
Panas Bumi (Geothermal)
Menempatkan panas untuk bekerja
Dimana sumber air panas geothermal dekat permukaan, air panas itu dapat langsung dipipakan ke tempat yang membutuhkan panas. Ini adalah salah satu cara geothermal digunakan untuk air panas, menghangatkan rumah, untuk menghangatkan rumah kaca dan bahkan mencairkan salju di jalan.
Bahkan di tempat dimana penyimpanan panas bumi tidak mudah diakses, pompa pemanas tanah dapat membahwa kehangatan ke permukaan dan kedalam gedung. Cara ini bekerja dimana saja karena temparatur di bawah tanah tetap konstan selama tahunan. Sistem yang sama dapat digunakan untuk menghangatkan gedung di musim dingin dan mendinginkan gedung di musim panas.
Pembangkit listrik
Pembangkit Listrik tenaga geothermal menggunakan sumur dengan kedalaman sampai 1.5 KM atau lebih untuk mencapai cadangan panas bumi yang sangat panas. Beberapa pembangkit listrik ini menggunakan panas dari cadangan untuk secara langsung menggerakan turbin. Yang lainnya memompa air panas bertekanan tinggi ke dalam tangki bertekanan rendah. Hal ini menyebabkan “kilatan panas” yang digunakan untuk menjalankan generator turbin. Pembangkit listrik paling baru menggunakan air panas dari tanah untuk memanaskan cairan lain, seperti isobutene, yang dipanaskan pada temperatur rendah yang lebih rendah dari air. Ketika cairan ini menguap dan mengembang, maka cairan ini akan menggerakan turbin generator.
Keuntungan Tenaga Panas Bumi
Pembangkit listrik tenaga Panas Bumi hampir tidak menimpulkan polusi atau emisi gas rumah kaca. Tenaga ini juga tidak berisik dan dapat diandalkan. Pembangkit listik tenaga geothermal menghasilkan listrik sekitar 90%, dibandingkan 65-75 persen pembangkit listrik berbahan bakar fosil.
Sayangnya, bahkan di banyak negara dengan cadangan panas bumi melimpah, sumber energi terbarukan yang telah terbukti ini tidak dimanfaatkan secara besar-besaran.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap
Jika menerangkan tentang Siklus PLTU, hal
pertama yang harus diketahui
adalah bahan baku dari PLTU itu sendiri yakni air, serta bahan baker
tentunya. Air ini bukan sembarang air. Air yang digunakan dalam siklus
PLTU ini disebut air demin, yakni air yang mempunyai kadar conductivity
(Kemampuan untuk menghantarkan listrik) sebesar 0.2 us (mikro siemen).
Sebagai perbandingan air mineral yang kita minum sehari-hari mempunyai
kadar conductivity Sekitar 100 – 200 us. Untuk mendapatkan air demin
ini, setiap unit PLTU biasanya dilengkapi dengan Desalination Plant dan
Demineralization Plant yang berfungsi untuk memproduksi air demin ini.
Tapi disini tidak dibahas tentang Desalination Plant maupun
Demineralization Plant.
Jika kita melihat secara sederhana bagaimana
siklus PLTU itu, lihat saja proses memasak air. Air dimasak hingga
menguap dan uap ini lah yang digunakan untuk memutar turbin dan
generator yang nantinya akan menghasilkan energi listrik.
Pertama-tama
air demin ini berada di sebuah tempat bernama Hotwell.
Dari Hotwell,
air mengalir menuju Condensate Pump untuk kemudian dipompakan menuju
dearator. Lokasi hotwell dan condensate pump terletak di lantai paling
dasar dari pembangkit atau biasa disebut Ground Floor. Sedangkan letak
dearator yang akan dituju oleh si air ini berada di lantai atas (tetapi
bukan yang paling atas). Sebagai ilustrasi di PLTU Muara Karang unit 4,
dearator terletak di lantai 5 unit dari 7 lantai yang ada.
Di
dearator air akan mengalami proses pelepasan ion-ion mineral yang masih
tersisa di air dan tidak diperlukan seperti Oksigen dan lainnya. Agar
proses pelepasan ini berlangsung sempurna, suhu air harus memenuhi suhu
yang disyaratkan. Oleh karena itulah selama perjalanan menuju Dearator,
air mengalamai beberapa proses pemanasan oleh peralatan yang disebut LP
(Low Pressure) Heater.
Dari dearator, air turun kembali ke Ground
Floor. Sesampainya di Ground Floor, air langsung dipompakan oleh Boiler
Feed Pump / BFP (Pompa air pengisi) menuju Boiler atau tempat “memasak”
air. Bisa dibayangkan Boiler ini seperti panci, tetapi panci berukuran
raksasa. Air yang dipompakan ini adalah air yang bertekanan tinggi,
karena itu syarat agar uap yang dihasilkan juga bertekanan tinggi.
Karena itulah konstruksi PLTU membuat dearator berada di lantai atas dan
BFP berada di lantai dasar. Karena dengan meluncurnya air dari
ketinggian membuat air menjadi bertekanan tinggi.
Lagi-lagi, sebelum
masuk boiler air mengalami beberapa proses pemanasan di HP (High
Pressure) Heater. Setelah itu barulah air masuk boiler yang letaknya
berada di lantai atas.
Oke sampai disini air sudah masuk boiler.
Penjelasa siklus air berhenti untuk sementara.
Di Boiler inilah
seperti yang dikatan tadi, terjadi proses memasak air agar menjadi uap.
Untuk memasak air diperlukan api. Dan untuk membuat api diperlukan
udara, panas dan bahan bakar.
Bahan bakar dipompakan kedalam boiler
melalui Fuel oil Pump. Bahan bakar PLTU bermacam-macam. Ada yang
menggunakan minyak, minyak dan gas atau istilahnya dual firing dan
batubara.
Sedangkan udara di produksi oleh Force Draft Fan (FD Fan).
FD Fan mengambil udara luar untuk membantu proses pembakaran di boiler.
Dalam perjalananya menuju boiler, udara tersebut dinaikkan suhunya oleh
air heater (pemanas udara) agar proses pembakaran bisa terjadi di
boiler.
Sekarang kembali ke siklus air. Setelah terjadi pembakaran,
air mulai berubah wujud menjadi uap. Namun uap hasil pembakaran ini
belum layak untuk memutar turbin, karena masih berupa uap jenuh atau uap
yang masih mengandung kadar air. Kadar air ini berbahaya bagi turbin,
karena dengan putaran hingga 3000 rpm, setitik air sanggup untuk membuat
sudu-sudu turbin menjadi terkikis.
Untuk menghilangkan kadar air
itu, uap jenuh tersebut di keringkan di super heater sehingga uap yang
dihasilkan menjadi uap kering. Uap kering ini yang digunakan untuk
memutar turbin.
Turbin berputar, otomastis generator akan berputar,
karena berada pada satu poros. Generator inilah yang menghasilkan energi
listrik. Pada generator terdapat medan magnet raksasa. Perputaran
generator menghasilkan beda potensial pada magnet tersebut. Beda
potensial inilah cikal bakal energi listrik.
Energi listrik itu
dikirimkan ke trafo untuk dirubah tegangannya dan kemudian disalurkan
melalui saluran transmisi PLN.
Uap kering yang digunakan untuk
memutar turbin akan turun kembali ke lantai dasar. Uap tersebut
mengalami proses kondensasi didalam kondensor sehingga pada akhirnya
berubah wujud kembali menjadi air dan masuk kedalam hotwell.
Itulah
uraian singkat dari siklus PLTU.
Siklus PLTU ini adalah siklus tertutup yang idealnya tidak memerlukan
lagi air jika memang kondisinya sudah mencukupi. Tetapi kenyataannya
masih diperlukan banyak air penambah setiap hari. Hal ini
mengindikasikan banyak sekali kebocoran di pipa-pipa saluran air maupun
uap di dalam sebuah PLTU.
Pembangkit Listrik Tenaga Gas
PLTG adalah Pusat listrik tenaga gas, yang prinsip kerjanya pengkompresian udara dan pemanasan udara tersebut dengan penambahan bahan bakar , gas panas tersebut digunakan untuk memutar turbin , sebagai pengerak mula pemutar generator pembangkit. Gas panas yang dihasilkan dalam ruang bakar dapat meningkatkan temperatur hingga 1100 derajat celcius, berkenaan dengan temperatur yang sedemikian tinggi tersebut perlu dilakukan pemilihan matrial hot gas patch , sehingga material tersebut dapat dipergunakan pada kondisi tersebut secara aman dan andal. Kondisi temperature kerja yang sedemikian tinggi ini akan berdampak terhadap umur dari material hot gas patch gas turbin tersebut, untuk itu sangat perlu sekali penentuan jam operasi pembangkit sebagai acuan penentuan pelaksanaan pemeliharaan periodic unit pembangkit. Faktor utama penentuan pelaksanaan Pemeliharan periodic gas turbin adalah jam operasi pembangkit . Adapun jenis pemeliharaan gas turbin adalah Combustion inspection/ minor inspection , hot gas patch inspection dan over haul. Combustion inspection/minor inspection dilaksanakan setiap 4000-8000 jam, hotgaspatch inspection dilaksanakan setiap 33000 jam operasi dan major over haul dilaksanakan setiap 66000 jam operasi. Penentuan jam operasi PLTG tidak hanya ditentukan oleh lama pembangkit tersebut beroperasi, tetapi juga harus ditambahkan dengan suatu faktor operasi sehingga dapat mencerminkan umur operasi pembangkit tersebut secara tepat. Faktor koreksi tersebut merupakan fungsi dari fluktuasi temperature yang telah terjadi pada unit operasi yang diakibatkan oleh tripnya unit pembangkit atau disebabkan oleh fluktuasi beban yang sedemikian tinggi serta fluktuasi temperature yang disebabkan oleh start up PLTG, kualitas bahan baker yang dipergunakan. Jam operasi pembangkit yang merupakan gabuangan dari lama pembangkit beroperasi dan factor factor koreksi disebut jam equivalent operasi pembangkit (Equivalent operating hours, EOH), Ketepatan penentuan jam opersi pembangkit akan sangat menentukan sekali besar efisiensi operasi pembangkit , keandalan operasi pembangkit serta besar biaya yang dikeluarkan dalam pengoperasian unit pembangkit tersebut sebagai dampak dari kemunduran jadwal pemeliharaan periodic pembangkit . Untuk itu penentuan jam opersi pembangkit merupakan dasar dari pengelolaan power plant guna mencapai tingkat efisiensi yang diharapkan, keandalan operasi yang dipersyaratkan serta dengan biaya pengoperasian pembangkit yang semurah mungkin.
PLTG adalah Pusat listrik tenaga gas, yang prinsip kerjanya
pengkompresian udara dan pemanasan udara tersebut dengan penambahan
bahan bakar , gas panas tersebut digunakan untuk memutar turbin ,
sebagai pengerak mula pemutar generator pembangkit. Dalam operasinya
unit pembangkit jenis ini dapat memakai bahan bakar gas , minyak (HSD)
ataupun kedua duanya (mixed operation).
PLTG merupakan jenis pembangkit listrik yang dapat dibangun dengan waktu
yang relative cepat, walaupun secara efisiensi teramat rendah namun
jenis pembangkit ini sangat disukai oleh system ketenagalistrikan karena
kemampuan operasinya yang teramat cepat, sehingga sangat cocok
dipergunakan sebagai unit pemikul beban puncak ( peak load ), disamping
itu gas turbin dapat dijadikan sebagai unit recovery pada saat system
ketenagalistrikan collapse.
Untuk mempertahankan level performance yang diinginkan gas turbin selalu
dilakukan perawatan/ pemeliharaan pada waktu-waktu tertentu. Sehubungan
blade turbin menerima paparan langsung gas panas yang temperaturenya
hingga 1100 C, maka gas turbin perlu dilakukan pengelolaan khusus
dibanding unit pembangkit lainnya. Gas turbin dalam pengelolaan selalu
mengacu pada Time Base Maintenace, yaitu suatu model pemeliharaan yang
dilakukan terhadap unit pembangkit berdasarkan waktu/ jam operasinya
disamping pemeliharaan routinnya.
Gas turbin dalam operasinya terdiri dari beberapa komponen utama sebagai berikut:
a. Kompressor
Yang fungsi utamanya adalah mengkompresikan udara dan mengalirkan udara tersebut ke ruang bakar
b. Ruang Bakar
Berfungsi sebagai tempat pembakaran dan pemanasan udara hasil dari kompressor.
c. Turbin
Yang fungsi utamanya adalah merubah energi dari gas panas hasil dari ruang bakar menjadi energy mekanis.
d. Generator
Yang fungsi utamanya adalah sebagai alat untuk merubah energy mekanis menjadi energy listrik.
e. Alat alat bantu
Peralatan bantu ini merupakan sekumpulan peralatan yang membantu proses pengoperasian gas turbin dapat berlangsung, yang terdiri dari sistem bahan bakar, sistem pelumasan, sistem pendinginan, air filtering system, electrical dan instrumentasi system.
Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai gas turbin , dapat
dilihat pada gambar skematik sebagai berikut:
PLTGU adalah sebuah pembangkitan listrik
dimana prosesnya terdiri dari
dua yaitu proses dengan menggunakan Turbin Gas dan Turbin Uap. Biaya
produksi dari PLTGU apabila menggunakan bahan bakar yang sama maka akan
lebih murah biayanya apabila dibandingkan hanya dengan Turbin Gas saja.
Komponen-komponen
peralatan dari PLTGU adalah
1. Turbin Gas Plant
Yang
terdiri atas Compressor, Combustor Chamber, Turbin Gas, Generator.
2.
Heat Recovery Steam Generator ( HRSG )
3. Steam Turbin Plant
Yang terdiri atas HP & LP Turbin, Condensor dan Generator.
Proses
Produksi Listrik
Adapun proses produksinya terdiri atas dua yitu
dengan menggunakan Turbin Gas Saja yang sering disebut dengan proses
Open Cycle ( O/C ) dan dengan menggunakan Turbin Gas dan Turbin Uap yang
sering disebut dengan Combine Cycle ( C/C ) dan inilah prinsip PLTGU.
Prinsip
kerjanya yaitu dalam suatu proses pembakaran harus membutuhkan tiga hal
yaitu Bahan Bakar, Udara dan Api. Udara luar dimasukkan ke kompressor
untuk dikompresi sehingga tekanannya akan meningkat, udara yang telah
dikompresi ini kemudian dimasukkan ke combustion chamber ( ruang bakar
), didalam ruang bakar terdapat prinsip segitiga api, dimana akan ada
proses pembakaran udara oleh bahan bakar berupa fuel oil (HSD/high speed
diesel) setelah dipicu oleh alat pemicu (igniter) sehingga akan
menghasilkan gas yang bertekanan tinggi. Gas hasil pembakaran ini
kemudian dialirkan ke turbin untuk menggerakkan sudu-sudu dari turbin.
Karena turbin berada pada satu poros dengan generator maka ketika turbin
berputar secara otomatis generator juga akan berputar dan akan merubah
energi mekanik yang dihasilkan oleh turbin menjadi energi listrik.
Gas
buang dari sebuah operasi PLTG yang masih mempunyai temperature tinggi
dimanfaatkan kembali untuk menguapkan air pada HRSG (heat recovery steam
generator). Air kondensat dari condenser dialirkan ke pre heater
sebagai proses pemanasan awal. Dari pre heater air akan dialirkan ke
dalam deaerator, fungsi dari deaerator ini adalah untuk menghilangkan
kandungan O2 dalam air dengan cara diinjeksi dengan hidrazin (N2H4). Air
yang keluar dari deaerator dibagi menjadi dua aliran yaitu untuk aliran
low pressure (LP) dan high pressure (HP). Untuk LP, air dari deaerator
dimasukkan ke dalam LP economizer untuk dipanaskan lebih lanjut,
kemudian air akan dialirkan ke LP drum untuk memisahkan antara air dan
uap yang telah terbentuk. Dari LP drum air akan dimasukkan ke dalam LP
evaporator untuk proses penguapan air. Air yang keluar dari evaporator
telah menguap, uap LP ini kemudian dialirkan ke LP steam turbin.
Sedangkan untuk HP, air dari deaerator akan dialirkan kedalam HP
economizer 1 dan HP economizer 2, dari HP economizer 2 air kemudian
dialirkan ke HP drum. Dari HP drum air diuapkan di dalam HP evaporator.
Uap yang telah terbentuk di dalam evaporator kemudian dialirkan ke HP
Superheater 1 dan 2, fungsinya adalah memanaskan kembali uap yang telah
terbentuk menjadi uap superheated (uap kering). Uap superheated ini
kemudian dialirkan ke HP steam turbine,untuk memutar sudu-sudu turbin.
Uap bekas dari HP steam turbine kemudian dialirkan ke LP steam turbin
dan bersama-sama dengan LP Steam akan memutar LP Steam Turbin. Seperti
pada GT, turbin pada ST juga dikopel dengan generator sehingga ketika
turbin berputar maka secara otomatis generator juga akan berputar dan
akan merubah energi mekanik dari turbin menjadi energi listrik. Uap
bekas dari LP steam turbin kemudian dialirkan ke condenser untuk
dikondensasikan menjadi air dan akan dimasukkan kembali ke HRSG.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
adalah stasiun pembangkit listrik thermal di mana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik.
PLTN termasuk dalam pembangkit daya base load, yang dapat bekerja dengan baik ketika daya keluarannya konstan (meskipun boiling water reactor dapat turun hingga setengah dayanya ketika malam hari). Daya yang dibangkitkan per unit pembangkit berkisar dari 40 MWe hingga 1000 MWe. Unit baru yang sedang dibangun pada tahun 2005 mempunyai daya 600-1200 MWe.
Hingga tahun 2005 terdapat 443 PLTN berlisensi di dunia , dengan 441 diantaranya beroperasi di 31 negara yang berbeda . Keseluruhan reaktor tersebut menyuplai 17% daya listrik dunia.
Reaktor Nukliryang pertama kali membangkitkan listrik adalah stasiun pembangkit percobaan EBR-1 pada 20 Desember 1951 di dekat Arco, idaho. Amerika Serikat. Pada 27 Juni 1954, PLTN pertama dunia yang menghasilkan listrik untuk jaringan listrik (power grid) mulai beroperasi di Obninski, Uni Soviet. PLTN skala komersil pertama adalah Calder Hall, di Inggris yang dibuka pada 17 Oktober 1956
Jenis-jenis PLTN
PLTN dikelompokkan berdasarkan jenis reaktor yang digunakan. Tetapi ada juga PLTN yang menerapkan unit-unit independen, dan hal ini bisa menggunakan jenis reaktor yang berbeda. Sebagai tambahan, beberapa jenis reaktor berikut ini, di masa depan diharapkan mempunyai sistem keamanan Pasif
[sunting] Reaktor Fisi
Reaktor daya fisi membangkitkan panas melalui reaksi fisi nuklir dari isotop fissil uranium dan plutonium.
Selanjutnya reaktor daya fissi dikelompokkan lagi menjadi:
- Reaktor thermal menggunakan moderator neutron untuk melambatkan atau me-moderate neutron sehingga mereka dapat menghasilkan reaksi fissi selanjutnya. Neutron yang dihasilkan dari reaksi fissi mempunyai energi yang tinggi atau dalam keadaan cepat, dan harus diturunkan energinya atau dilambatkan (dibuat thermal) oleh moderator sehingga dapat menjamin kelangsungan reaksi berantai. Hal ini berkaitan dengan jenis bahan bakar yang digunakan reaktor thermal yang lebih memilih neutron lambat ketimbang neutron cepat untuk melakukan reaksi fissi.
- Reaktor cepat menjaga kesinambungan reaksi berantai tanpa memerlukan moderator neutron. Karena reaktor cepat menggunkan jenis bahan bakar yang berbeda dengan reaktor thermal, neutron yang dihasilkan di reaktor cepat tidak perlu dilambatkan guna menjamin reaksi fissi tetap berlangsung. Boleh dikatakan, bahwa reaktor thermal menggunakan neutron thermal dan reaktor cepat menggunakan neutron cepat dalam proses reaksi fissi masing-masing.
- Reaktor Subkritis menggunakan
sumber neutron luar ketimbang menggunakan
reaksi berantai untuk menghasilkan reaksi fissi. Hingga 2004 hal ini
hanya berupa konsep teori saja, dan tidak ada purwarupa yang diusulkan
atau dibangun untuk menghasilkan listrik, meskipun beberapa laboratorium
mendemonstrasikan dan beberapa uji kelayakan sudah dilaksanakan.
Reaktor thermal - Light Water Reactor (LWR)
- Boiling Water Reactor (BWR)
- Pressurized Water Reactor (PWR)
- SSTAR, a sealed, reaktor untuk jaringan kecil, mirip PWR
- Moderator Graffit:
- Magnoc
- Advanced Gas-cooled Reactor(AGR)
- High Temperatute Gas-cooled Reactor(HTGR)
- RBMK
- Pebble Bed Reactor(PBMR)
- Moderator Air Berat:
- SGHWR
- CANDU
Reaktor cepat
Meski reaktor nuklir generasi awal berjenis reaktor cepat, tetapi perkembangan reaktor nuklir jenis ini kalah dibandingkan dengan reaktor thermal.
Keuntungan reaktor cepat diantaranya adalah siklus bahan bakar nuklir yang dimilikinya dapat menggunakan semua uranium yang terdapat dalam uranium alam, dan juga dapat mentransmutasikan radio isotop yang tergantung di dalam limbahnya menjadi material luruh cepat. Dengan alasan ini, sebenarnya reaktor cepat secara inheren lebih menjamin kelangsungan ketersedian energi ketimbang reaktor thermal. Lihat juga reaktor fast breeder. Karena sebagian besar reaktor cepat digunakan untuk menghasilkan plutonium, maka reaktor jenis ini terkait erat dengan poliferasi nuklir.
Lebih dari 20 (prototype) reaktor cepat sudah dibangun di Amerika Serikat, Inggris, Uni Sovyet, Perancis, Jerman, Jepang, India, dan hingga 2004, 1 unit reaktor sedang dibangun di China. Berikut beberapa reaktor cepat di dunia:
- EBR-1 , 0.2 MWe, AS, 1951-1964.
- Dounreay Fast Reactor, 14 MWe, Inggris, 1958-1977.
- Enrico Fermi Nuclear Generating Station Unit 1, 94 MWe, AS, 1963-1972.
- EBR-II, 20 MWe, AS, 1963-1994.
- Phoenik, 250 MWe, Perancis, 1973-sekarang.
- BN-350, 150 MWe plus desalination, USSR/Kazakhstan, 1973-2000.
- Prototype Fast Reactor, 250 MWe, Inggris, 1974-1994.
- BN-600, 600 MWe, USSR/Russia, 1980-sekarang.
- Superphenix, 1200 MWe, Perancis, 1985-1996.
- FBTR, 13.2 MWe, India, 1985-sekarang.
- Monju, 300 MWe, Jepang, 1994-sekarang.
- PFBR, 500 MWe, India, 1998-sekarang.
(Daya listrik yang ditampilkan adalah daya listrik maksimum, tanggal yang ditampilkan adalah tanggal ketika reaktor mencapai kritis pertama kali, dan ketika reaktor kritis untuk teakhir kali bila reaktor tersebut sudah di dekomisi (decommissioned).
Reaktor Fusi
- Artikel utama: Daya Fusi
- Fusi Nuklir menawarkan kemungkinan pelepasan energi yang besar dengan hanya sedikit limbah radio aktif yang dihasilkan serta dengan tingkat keamanan yang lebih baik. Namun demikian, saat ini masih terdapat kendal-kendala bidang keilmuan, teknik dan ekonomi yang menghambat penggunaan energi fusi guna pembangkitan listrik. Hal ini masih menjadi bidang penelitian aktif dengan skala besar seperti dapat dilihat di JET, ITER, dan Z machine.
Keuntungan dan kekurangan
Keuntungan PLTN dibandingkan dengan pembangkit daya utama lainnya adalah:
- Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca (selama operasi normal) - gas rumah kaca hanya dikeluarkan ketika Generator Diesel Darurat dinyalakan dan hanya sedikit menghasilkan gas)
- Tidak mencemari udara - tidak menghasilkan gas-gas berbahaya sepert karbon monoksida, sulfur dioksida, aerosol, merkuri, nitrogen oksida, partikulate atau asap fotokimia
- Sedikit menghasilkan limbah padat (selama operasi normal)
- Biaya bahan bakar rendah - hanya sedikit bahan bakar yang diperlukan
- Ketersedian bahan bakar yang melimpah - sekali lagi, karena sangat sedikit bahan bakar yang diperlukan
- Baterai nuklir
Berikut ini berberapa hal yang menjadi kekurangan PLTN:
- Risiko kecelakaan nuklir - kecelakaan nuklir terbesar adalah kecelakaan Chernobyl (yang tidak mempunyai Containment Building)
- Limbah nuklir - Limbah Radio Aktif tingkat tinggi yang dihasilkan dapat bertahan hingga ribuan tahun